10 September 2015

Bergerak yang Mencerdaskan


bergerak-yang-mencerdaskan

Siapa yang suka teriak-teriak kalau anaknya nggak mau diam, lari-larian, selalu bergerak kesana kemari nggak mau berhenti?  Ngacuung tinggi-tinggi. Apa sebab? Karena takut akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan atau karena malas ngikutin? Hehehe..
Kondisi yang tak jauh berbeda juga terlihat di lembaga prasekolah. Ibu guru berteriak "Diam, duduk yang rapi, tangannya dilipat diatas meja, mulutnya dikunci lalu kuncinya dibuang, hup !!
Jika ada anak yang tidak melakukan apa yang dikatakannya, maka si guru akan mencapnya sebagai anak nakal. Hadeeeh.... itu sih guru jaman penjajahan kali. Saya yakin guru-guru jaman sekarang tidak akan pernah bersikap otoriter seperti itu
Anak kedua saya, Aufa (8 th) sejak kecil sangat aktif bergerak seolah tidak memiliki rasa lelah *padahal emaknya aja capek liatnya...hihi
Naik-naik meja, memanjat pohon, bersepeda, main perang-perangan....daan banyaaak lagi  tingkahnya. Dengkul lecet, kepala bocor sampai dijahit sudah berkali-kali terjadi. Makanya kepalanya seolah berhias jahitan *udah kayak baju aja. Meski begitu, Aufa tak pernah menangis sedikitpun ketika mendapat luka-luka itu. Dokter yang menjahit lukanya juga heran, kenapa ini anak nggak nangis dan nggak takut ketika di jahit. Mungkin dia sadar kalau itu semua konsekuensi dari apa yang sudah dibuat. Malah saya yang mewek terus... Namanya juga emak-emak, kalo ada apa-apa pada anaknya kan kuatir. 
Setelah belajar tentang pendidikan anak usia dini, saya jadi mengenal beberapa tipe belajar dan kecerdasan anak. Rupanya Aufa termasuk anak dengan tipe belajar dan kecerdasan kinestetik. Anak dengan tipe ini tidak bisa duduk diam menerima informasi atau pelajaran. Ia akan bergerak dan mengeksplor lingkungannya untuk mencari tahu. Jadi, harus maklum kalau dia tidak bisa diam dan duduk manis menunggu sesuatu datang padanya. Energinya yang berlebih harus tersalurkan. Itulah sebabnya Aufa saya ikutkan klub renang. Setelah ini segera saya masukkan juga ke klub pencak silat atau karate.
             
bergerak-yang-mencerdaskan

Ada sebagian orangtua yang berpendapat bahwa anak yang baik itu adalah anak yang diam dan tidak banyak tingkah. Sedangkan anak yang tidak bisa diam dan banyak bergerak disebut anak nakal. Ungkapan itu tentu tidak benar, karena pada dasarnya bergerak adalah fitrah manusia. Dan bagi anak-anak bergerak adalah salah satu ungkapan dari apa yang mereka pikirkan, rasakan dan inginkan.
Dengan bergerak anak juga bisa berlatih untuk menolong dirinya sendiri, misalnya ketika menemukan hal menakutkan anak dengan reflek akan bergerak. Contohnya saat dikejar anjing ia akan berlari secepat mungkin untuk menghindarinya. Saat terpeleset, ia berusaha mengantisipasinya dengan bergerak reflek dan lain sebagainya. Dengan bergerak anak akan membangun kesadaran tubuh dan konsep dirinya. Tuh...ternyata bergerak juga penting banget buat anak-anak, kan.
Dari perspektif medis bergerak bagi anak sangat baik bagi kesehatan tubuhnya. Selain melatih otot-otot tubuhnya juga akan melatih otot jantung agar kuat kelak sampai dewasa.
Dari perspektif pendidikan, gerakan pada anak sangat penting untuk merangsang kecerdasannya lho. Penting nih, untuk jadi perhatian para orangtua. Howard Gardner yang terkenal dengan teori Multiple Intelegence-nya menjelaskan bahwa setiap anak harus dibangun bodily kinestetik intelegence-nya yaitu kemampuan menggunakan tubuh secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan dan emosi karena ada bagian otak yang mengurusi itu.
Latihan gerakan sangat penting bagi anak karena bila dilatih dengan gerakan yang bermanfaat dan sesuai dengan tahap perkembangan usianya. Bila hal itu dilakukan secara rutin dan tepat maka organ-organ tubuh akan berfungsi dan berkembang secara sempurna. 
Ada sedikit tips ala saya bagi para orangtua yang memiliki buah hati yang aktif bergerak 
  • Pakaikan pakaian yang aman dan mudah menyerap keringat, karena dengan aktivitasnya itu anak-anak kita pasti menghasilkan banyak keringat. 
  • Pastikan anak-anak kita tetap dalam pengawasan ketika bermain
  • Berikan kegiatan yang mampu menyalurkan energinya yang berlebih, misalnya berenang, bersepeda, bermain bola dan sebagainya.
  • Berikan nutrisi yang cukup, agar energi yang masuk dan yang keluar seimbang   
Nah, Ayah Bunda, yuk biarkan anak-anak kita bergerak. Jangan lupa berikan motivasi dan pengawasan, ya. 

Let's make our children's lives more colorful and happier.

Referensi : dari berbagai sumber

0 comments:

Post a Comment