29 August 2016

Lagu Anak, Dulu dan Sekarang

Ayah Bunda,
Pernahkah Ayah Bunda mengajari anak-anak menyanyi? Apa lagu anak-anak yang paling diingat Ayah Bunda? 

Saya masih ingat dulu Ibu selalu mengumpulkan kaset lagu anak-anak yang didapat sebagai hadiah dari susu. Selain itu, Ibu lah yang mengajari saya menyanyi lagu anak-anak yang abadi sepanjang masa. Mulai dari lagu Pelangi-pelangi, Bintang Kecil, Bintang Kejora, Balonku, Sayang Semuanya hingga lagu Naik Delman. Pencipta lagu-lagu itu hebat ya, bisa menciptakan lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak sepanjang masa. Bahkan hingga lagu anak-anak sudah jarang sekali terdengar. 

Sumber sikiddy.com
Coba bandingkan dengan yang terjadi pada anak-anak sekarang. Banyak yang lebih hafal lagu-lagunya Coboy Junior, Zaskia Gotik, Cita Citata atau lagu-lagu yang belum pantas mereka nyanyikan. Bukan hal yang mengherankan jika sebagian besar anak-anak sekarang lebih hafal lagu-lagu dewasa dibanding lagu anak-anak.
Kebayang nggak sih, anak-anak kita nyanyi lagu yang nggak semestinya mereka nyanyikan?

Saya beruntung sekali, dibesarkan pada masa dimana lagu anak-anak booming. Dulu setiap hari Minggu pagi, saya selalu duduk di depan TV untuk menonton acara panggung gembira anak-anak di stasiun TV Nasional. Penyanyi cilik idola saya dintaranya Puput Melati, Sheren Regina, Melisa, Bondan Prakoso, Enno Lerian, Agnes Monica dan Eza Yayang. Lagu-lagu mereka berirama gembira dengan nada sederhana dan syair yang mudah dihafalkan. 

Namun sejak awal tahun 2000an, lagu anak-anak seolah menghilang. Para pencipta lagu anak-anak tak lagi produktif menciptakan lagu. Atau mungkin mereka menciptakan lagu anak-anak tetapi kalah saing dengan lagu-lagu remaja? Mungkin saja produser rekaman merasa lagu anak-anak sudah tidak bisa memberikan keuntungan, jadi diabaikan. Lagi-lagi kepentingan bisnis membuat lagu anak-anak tersingkirkan. 

Lalu, bagaimana agar anak-anak kembali mendapatkan haknya menikmati lagu anak-anak?

Mulailah dari rumah. 

Mulailah perdengarkan kembali lagu anak-anak. Setel lagu atau nyanyikan bersama anak-anak. 
Sampaikan bahwa lagu-lagu yang biasanya mereka nyanyikan belum saatnya mereka nyanyikan.


24 July 2016

Lakukan Hal Ini Saat Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah

Dear Ayah Bunda,
Tak terasa, minggu ini adalah awal tahun ajaran baru bagi anak-anak kita yang sudah bersekolah. Ada yang baru mau masuk PAUD, SD, SMP bahkan SMA. Alhamdulillah tahun ini anak sulung saya masuk Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi. Anak saya yang kedua, tahun ini naik ke kelas 4 SD, sedangkan si bungsu rencananya baru akan masuk PAUD tahun depan. Tahun ini sementara belajar dengan Bundanya saja di rumah.
Ayo antar putra-putri kita ke sekolah
Sesuai dengan anjuran Mendikbud, hendaknya Ayah Bunda meluangkan waktu untuk mengantarkan putra-putrinya pada hari pertama mereka sekolah karena hal ini merupakan momentum tepat bagi siswa, orangtua, dan sekolah untuk membangun interaksi dalam ekosistem pendidikan. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan bahwa aktivitas mengantar anak di hari pertama mereka sekolah penting sebagai revolusi mental para pelaku pendidikan khususnya orangtua untuk aktif terlibat dalam pendidikan anak sekolah.
credit. www.tabloidbintang.com
Jika Ayah Bunda yang ingin mengantar anak-anak di hari pertama sekolah, lakukan beberapa hal seperti berikut ini :

Bangun Lebih Awal

Bangun lebih awal dan bantu anak-anak untuk bersiap-siap ke sekolah. Latih anak-anak untuk selalu bangun pagi agar mempunyai waktu cukup untuk bersiap-siap ke sekolah termasuk melakukan sarapan. Menyempatkan diri untuk sarapan bersama anak-anak sambil bercerita tentang sekolah yang menyenangkan akan membuat anak-anak lebig berenergi dan bersemangat untuk pergi ke sekolah.

Antar Anak  ke Sekolah

Sesuai dengan anjuran Mendikbud untuk mengantar anak di hari pertama masuk sekolah, Ayah Bunda bisa mengantar anak hingga sekolah. Turunlah sebentar untuk mengantar anak masuk ke kelasnya. Tunjukkan bahwa Ayah Bunda juga antusias menyambut hari pertama masuk ke sekolahnya dan siap belajar hal-hal baru selama satu tahun kedepan. Bila Ayah Bunda melihat anak mulai cemas dan khawatir, ajak anak untuk berkeliling sekolah. Ayah Bunda bisa mengajak anak untuk mengenali lingkungan sekolah, misalnya dengan melihat halaman sekolah, tempat bermain, ruang kelas hingga kamar mandi sambil mengatakan hal-hal positif yang dapat mengurangi kecemasannya.

Temui Guru atau Wali Kelas

Saat mengantar anak ke sekolah adalah waktu yang tepat bagi Ayah Bunda untuk menjalin komunikasi dengan pihak sekolah terutama Guru untuk bertanya maupun memberikan masukan mengenai kegiatan pembelajaran selama satu tahun yang akan datang. Ayah Bunda juga bisa berkenalan dengan kepala sekolah, wali kelas dan guru-guru yang akan mendidik anak-anak nantinya. Ayah Bunda bisa menceritakan kondisi dan kebiasaan anak-anaknya ketika berada di rumah sehingga para Guru bisa mengantisipasi apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan di kelas. Apalagi sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak kita, kan. Mereka akan menghabiskan sepertiga hari selama 5-6 hari dalam sepekan di sekolah untuk bermain dan belajar.

Minta Anak Menceritakan Pengalamannya di Hari Pertama Sekolah

Biasanya di hari pertama sekolah diisi dengan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah, berkenalan dengan Guru dan teman-teman sekolahnya. Minta anak untuk menceritakan pengalamannya di hari pertama sekolah. Beri respon positif pada apa yang telah diceritakannya. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat untuk menggali kesan positif yang didapatnya di sekolah. Jangan mencecar anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting yang bisa membuat anak kehilangan mood nya untuk bercerita.

Mengantar anak ke sekolah sebaiknya tidak hanya dilakukan saat awal-awal masuk sekolah saja, tetapi hingga tahun ajaran selesai. Sebab mengantar anak memberi dampak positif bagi anak, yakni mampu menumbuhkan  rasa percaya diri pada anak saat mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain itu kegiatan mengantar anak juga mendorong interaksi antara orangtua dengan guru.

Jadi Ayah Bunda, yuk kita antar anak-anak kita pergi ke sekolah.

Let's make our children's  lives more colorful and happier



24 November 2015

Asyiknya Belajar Menulis Alfabet Bersama Boci

Rara, ketagihan menulis bersama Boci

Menjadi orangtua yang baik memang tak mudah. Apalagi dijaman serba digital seperti sekarang ini, apa-apa serba mudah di akses, seperti internet dan game. Termasuk game online, yang rentalnya bertebaran dimana-mana. Orangtua sudah seharusnya mengawasi dan melindungi anak-anaknya dari pengaruh negatif. Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk itu ada baiknya kita sebagai orangtua memberikan waktu untk mendampingi anak-anak ketika bermain. 

Nah, seperti Rara putri saya yang baru berusia 3,3 tahun. Rasa ingin tahunya yang tinggi membuat saya harus pandai-pandai mencari kegiatan dan permainan yang cocok untuknya. Beberapa waktu belakangan ini Rara sedang tertarik untuk belajar huruf, baik mengucap maupun menulis. Tapi lama-lama Rara bosan, karena kegiatannya monoton. 

Ternyata kini ada aplikasi game untuk anak-anak yang selain menyenangkan juga mampu mendukung kecerdasan anak. Namanya adalah Petualangan Boci. Kita bisa menginstal aplikasinya ke tablet atau smartphone kita. Ada beberapa permainan yang bisa kita unduh. Karena Rara sedang tertarik belajar menulis huruf Alphabet, maka saya menginstal Boci Menulis Alfabet .

Aplikasi Petualangan Boci
Game Petualangan Boci ini mudah dimainkan untuk anak seusia Rara. Warnanya cerah dengan suara yang lucu.

Pilihan karakternya lucu
Pemilihan karakter untuk Petualangan Boci sangat tepat untuk anak-anak, jadi anak-anak tak bosan memainkannya. Ada kapal, pesawat dan kereta. Kalo Rara paling sering memainkan karakter kereta.
Main Boci Menulis Alfabet sendiri
Ada yang sedang asyik main Boci, nih

Kalo sedang main Boci, nggak mau diganggu

Horeee.....berhasil

Setelah beberapa kali memainkan game ini, Rara sudah mampu menyebutkan huruf dengan benar. Kadang juga ikutan heboh menyebutkan huruf setiap berhasil menuliskan huruf. Seruu.
Manfaat lain dari permainan Menulis Alfabet ini adalah dapat mengembangkan kemampuan bahasa verbal dan juga melatih kesabaran. Anak akan berusaha sampai tangannya mampu membentuk huruf.
Efek positif lainnya, perkembangan motorik Rara terutama motorik halusnya cukup bagus. Beberapa kali si princes ini membuat coretan-coretan (lebih banyak yang tak beraturan) yang menunjukkan indikasi perkembangan motorik halus.

Coretan Rara 1

Coretan Rara 2

Indikasi lain dari berkembangnya motorik halus salah satunya adalah memegang pensil dengan benar. Ketika anak mampu memegang pensil dengan benar, maka ia akan mampu menulis dengan baik.
Nah, Ayah Bunda...saya merekomendasikan aplikasi permainan Petualangan Boci. Tapi tetap dengan pendampingan ya. Stimulasi yang baik dan tepat akan menghasilkan anak-anak yang berkualitas..

Kalau Ayah Bunda mau intip-intip dulu aplikasi Petualangan Boci, boleh klik DISINI.


Silahkan download aplikasinya DISINI ya..

Let's make our children's lives more colorful and happier.

11 November 2015

Tiga Kata Ajaib

Rara, 39 bulan

    "Bun, mik putih," pinta Rara. 
    "Boleh minta tolong, dek," kata saya.
    "Bun, tolong air putih," Rara mengulangi permintaanya, meniru kata-kata saya.
Segera saya mengulurkan segelas air untuk putri kecil saya itu. 
    "Terima kasih ya, Bun, " ucap Rara. 
Saya tersenyum dan menjawab, " Iya, sama-sama".
Dalam hati saya bangga, si Rara tahu kapan waktu mengucapkan terima kasih. 

Beberapa waktu yang lalu, tak sengaja Rara menjatuhkan sisir yang dibawanya dan mengenai muka saya yang sedang tiduran. Reflek saya mengaduh *padahal nggak sakit-sakit amat sih...hehe
     "Maaf ya, Bun," kata Rara sambil mengusap pipi saya.
Tidak hanya mengusap pipi, Rara juga memeluk dan menciumi saya. Tampaknya dia seperti menyesal menjatuhkan sisirnya di muka saya.

Menurut para ahli komunikasi ternyata ada tiga kata ajaib (the three magic word) yang mampu membangun hubungan baik antar manusia. Kata- kata tersebut sebenarnya sangat mudah di dikatakan dan bila di dasari dengan ketulusan hati, tanpa basa-basi ternyata dampaknya sangat luar biasa. Kata tersebut adalah “Terimakasih” (thank you), “maaf” (sorry), dan “tolong” (please). Seperti halnya ketika saya membiasakan tiga kata ajaib itu. Bersyukur, anak-anak kini terbiasa mengucapkannya.

Rara sedang belajar dengan mas Aufa

Oh ya..., soal tiga kata ajaib itu yakni "tolong, maaf dan terima kasih" saya tak pernah mengajarkannya tapi lebih kepada menjadi role model  bagi anak-anak saya. Saya sempat terkejut sekaligus bangga ketika pertama kali Rara bisa mengucapkan terima kasih, maaf dan tolong. Jadi, selagi Rara sedang dalam masa golden age dimana otaknya masih seperti spons yang mampu menyerap apapun dengan cepat, harus diberi stimulasi yang aktif nih, supaya Rara tumbuh cerdas dan aktif.

10 September 2015

Bergerak yang Mencerdaskan


bergerak-yang-mencerdaskan

Siapa yang suka teriak-teriak kalau anaknya nggak mau diam, lari-larian, selalu bergerak kesana kemari nggak mau berhenti?  Ngacuung tinggi-tinggi. Apa sebab? Karena takut akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan atau karena malas ngikutin? Hehehe..
Kondisi yang tak jauh berbeda juga terlihat di lembaga prasekolah. Ibu guru berteriak "Diam, duduk yang rapi, tangannya dilipat diatas meja, mulutnya dikunci lalu kuncinya dibuang, hup !!
Jika ada anak yang tidak melakukan apa yang dikatakannya, maka si guru akan mencapnya sebagai anak nakal. Hadeeeh.... itu sih guru jaman penjajahan kali. Saya yakin guru-guru jaman sekarang tidak akan pernah bersikap otoriter seperti itu
Anak kedua saya, Aufa (8 th) sejak kecil sangat aktif bergerak seolah tidak memiliki rasa lelah *padahal emaknya aja capek liatnya...hihi
Naik-naik meja, memanjat pohon, bersepeda, main perang-perangan....daan banyaaak lagi  tingkahnya. Dengkul lecet, kepala bocor sampai dijahit sudah berkali-kali terjadi. Makanya kepalanya seolah berhias jahitan *udah kayak baju aja. Meski begitu, Aufa tak pernah menangis sedikitpun ketika mendapat luka-luka itu. Dokter yang menjahit lukanya juga heran, kenapa ini anak nggak nangis dan nggak takut ketika di jahit. Mungkin dia sadar kalau itu semua konsekuensi dari apa yang sudah dibuat. Malah saya yang mewek terus... Namanya juga emak-emak, kalo ada apa-apa pada anaknya kan kuatir. 
Setelah belajar tentang pendidikan anak usia dini, saya jadi mengenal beberapa tipe belajar dan kecerdasan anak. Rupanya Aufa termasuk anak dengan tipe belajar dan kecerdasan kinestetik. Anak dengan tipe ini tidak bisa duduk diam menerima informasi atau pelajaran. Ia akan bergerak dan mengeksplor lingkungannya untuk mencari tahu. Jadi, harus maklum kalau dia tidak bisa diam dan duduk manis menunggu sesuatu datang padanya. Energinya yang berlebih harus tersalurkan. Itulah sebabnya Aufa saya ikutkan klub renang. Setelah ini segera saya masukkan juga ke klub pencak silat atau karate.
             
bergerak-yang-mencerdaskan

Ada sebagian orangtua yang berpendapat bahwa anak yang baik itu adalah anak yang diam dan tidak banyak tingkah. Sedangkan anak yang tidak bisa diam dan banyak bergerak disebut anak nakal. Ungkapan itu tentu tidak benar, karena pada dasarnya bergerak adalah fitrah manusia. Dan bagi anak-anak bergerak adalah salah satu ungkapan dari apa yang mereka pikirkan, rasakan dan inginkan.
Dengan bergerak anak juga bisa berlatih untuk menolong dirinya sendiri, misalnya ketika menemukan hal menakutkan anak dengan reflek akan bergerak. Contohnya saat dikejar anjing ia akan berlari secepat mungkin untuk menghindarinya. Saat terpeleset, ia berusaha mengantisipasinya dengan bergerak reflek dan lain sebagainya. Dengan bergerak anak akan membangun kesadaran tubuh dan konsep dirinya. Tuh...ternyata bergerak juga penting banget buat anak-anak, kan.
Dari perspektif medis bergerak bagi anak sangat baik bagi kesehatan tubuhnya. Selain melatih otot-otot tubuhnya juga akan melatih otot jantung agar kuat kelak sampai dewasa.
Dari perspektif pendidikan, gerakan pada anak sangat penting untuk merangsang kecerdasannya lho. Penting nih, untuk jadi perhatian para orangtua. Howard Gardner yang terkenal dengan teori Multiple Intelegence-nya menjelaskan bahwa setiap anak harus dibangun bodily kinestetik intelegence-nya yaitu kemampuan menggunakan tubuh secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan dan emosi karena ada bagian otak yang mengurusi itu.
Latihan gerakan sangat penting bagi anak karena bila dilatih dengan gerakan yang bermanfaat dan sesuai dengan tahap perkembangan usianya. Bila hal itu dilakukan secara rutin dan tepat maka organ-organ tubuh akan berfungsi dan berkembang secara sempurna. 
Ada sedikit tips ala saya bagi para orangtua yang memiliki buah hati yang aktif bergerak 
  • Pakaikan pakaian yang aman dan mudah menyerap keringat, karena dengan aktivitasnya itu anak-anak kita pasti menghasilkan banyak keringat. 
  • Pastikan anak-anak kita tetap dalam pengawasan ketika bermain
  • Berikan kegiatan yang mampu menyalurkan energinya yang berlebih, misalnya berenang, bersepeda, bermain bola dan sebagainya.
  • Berikan nutrisi yang cukup, agar energi yang masuk dan yang keluar seimbang   
Nah, Ayah Bunda, yuk biarkan anak-anak kita bergerak. Jangan lupa berikan motivasi dan pengawasan, ya. 

Let's make our children's lives more colorful and happier.

Referensi : dari berbagai sumber

Menjadikan Anak Cerdas Dengan Mandi, Bisa Lho..


menjadikan-anak-cerdas-dengan-mandi-bisa-lho

Ayah, Bunda....siapa sih yang nggak mau punya anak cerdas? Setiap orangtua pastinya menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang selain soleh/solekhah juga cerdas. Tapi, bagaimana caranya? Ada cara paling mudah untuk menstimulasi kecerdasan anak. 

Ternyata kegiatan memandikan si kecil bisa dijadikan sarana untuk meningkatkan kecerdasannya, lho. Penasaran, kan?  Yuk, simak penjelasannya dibawah ini..

Para ahli neuroscientist menjelaskan bahwa usia 0-2 tahun bisa dikatakan sebagai jendela kesempatan. Karena pada usia inilah terjadi proses tahap awal penyambungan antar sel otak. Jika pada usia ini ada sel yang tidak tersambung, maka sel tersebut akan hilang melalui program penghapusan. Itulah mengapa kehidupan seorang anak setelah dewasa tergantung pada masa golden age-nya. Sayang banget kan, kalau kita menyia-nyiakan kesempatan untuk merangsang kecerdasan anak-anak kita.

Dalam setiap kegiatan rutin yang dilakukan ibu dan bayinya terdapat banyak kesempatan untuk membangun sambungan sel-sel otak. Orangtua perlu memverbalkan apa kegiatan yang dilakukan dengan bayi. Bayi mendapat pengetahuan melalui semua inderanya. Maka dengan membahasakan semua yang dilakukan, bayi akan menerima pengetahuan melalui semua inderanya dengan lengkap.
Saat mandi misalnya, diawali dengan membantu bayi membuka baju. Bunda atau Ayah yang membantu bayi harus bicara. “Anakku sayang, kegiatan mu sekarang adalah mandi... boleh ya Bunda/Ayah bantu buka bajunya. Bismillahirrahmanirrahiim. “ Bunda/Ayah membuka baju anak perlahan-lahan tanpa berhenti bicara.

sumber gambar
Katakan bahwa pertama yang dibuka kancingnya, lalu tangan kanannya dan seterusnya. Setelah bajunya di buka, Bunda terus bicara bahwa sekarang kita sedang bergerak menuju kamar mandi, bisa ditambah dengan menghitung langkah kaki Bunda dari kamar tidur menuju kamar mandi. Setelah siap di depan pintu kamar mandi, Bunda/Ayah tetap tak berhenti bicara, sampaikan bagaimana Islam mengajarkan adab masuk kamar mandi disertai do’a  sebelum masuk kamar mandi.
Setelah anak masuk bak mandi, tetap Bunda/Ayah harus bicara. Satu-persatu anggota tubuhnya disebutkan. Tak lupa jelaskan pada si kecil fungsi-fungsi setiap bagian tubuhnya. Sebutkan juga benda-benda yang ada di kamar mandi. Dingin atau hangatnya air yang dipakai. Benda-benda yang sedang digunakannya. Usapan disertai pijitan lembut dan  hangat di tubuhnya akan membuat sambungan semua sel otaknya.
Hingga selesai bilasan terakhir Bunda/Ayah tetap tidak boleh berhenti bicara. Kemudian ulang seperti diawal kita sampaikan adab keluar kamar mandi. Lalu terus bicara bergerak kemana setelah keluar dari sana.

Satu kegiatan rutin mandi saja akan membuat sambungan yang banyak pada sel-sel otaknya, lho. Rangsangan dari semua inderanya membuat anak kita menjadi anak yang cerdas. Bisa kita bayangkan berapa sambungan yang akan terlewatkan ketika orangtua tidak mendampingi anaknya.
Jadikan kegiatan mandi anak sebagai kegiatan yang menyenangkan. Kedekatan orangtua dengan anak akan terjalin dengan indah.  
Satu catatan lagi, kita tidak bisa memilih dilahirkan dari orangtua yang cerdas atau biasa saja. Tapi kita bisa memilih untuk menjadi orangtua yang cerdas bukan?


Let's make our children's lives more colorful and happier.

referensi : berbagai sumber

9 September 2015

Kreativitas Membuat Lukisan Ice Rainbow

kreativitas-membuat-lukisan-ice-rainbow

Ayah Bunda, pernahkah anak-anak menolak bermain karena merasa bosan dengan permainan yang itu-itu saja? Saya pernah mengalaminya. Padahal, semua jenis mainan sudah saya keluarkan. Rupanya anak-anak ingin permainan yang lain. Wah...saya jadi ingat, ada salah satu kegiatan yang pasti menarik minat anak-anak. Melukis pelangi diatas es balok. Kegiatan ini juga dapat memicu kreativitas pada anak-anak kita, lho.
Yang perlu disiapkan pada kegiatan ini adalah :
  • Es balok
  • Garam kristal
  • Pewarna makanan (merah, biru, kuning)
 Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut :
  1. Siapkan es balok, ukuran 20 x 30 cm
  2. Campurkan garam dengan pewarna makanan. Bagi menjadi beberapa wadah. 
  3. Campur beberapa warna agar menghasilkan warna baru. Misal biru dengan kuning = hijau, merah dengan biru = ungu, merah dengan kuning = oranye.
  4. Mulailah melukis dengan meletakkan garam diatas balok es. Lihat reaksinya. Ajak anak untuk berinteraksi dan mencoba.
  5. Beri contoh untuk mulai melukis. 
  6. Biarkan anak berkreasi dengan imajinasinya, bebaskan kreativitasnya.



Asyik bukan? Dengan bahan dan alat yang sederhana bisa membuat kedekatan antara Ayah Bunda dan ananda semakin erat. Jangan lupa, latih juga anak-anak untuk bertanggung jawab dengan membereskan dan membersihkan alat setelah kegiatan selesai.


Let's make our children's lives more colorful and happier.

sumber : Teaching for pre school